Selasa, 21 Juni 2011

Sephaska Abdillah

Sephaska Abdillah anak terakhir dari 2 bersaudara..ia merupakan kebanggaan sang ibu karena bercita-cita menjadi PILOT, namun tragis cita-citanya malah membuat dia seperti sekarang..tragedi tabrakan antara pesawat latih dan motor di landasan budiarto, STPI CURUG pada tanggal 19 April 2010.Tragedi ini terjadi saat aka melakukan praktek terbang Presolo bersama sang instruktur alm.Teeza Aria Putra.kini Aka dengan segala keterbatasaanya hanya bisa diam dan terbaring, tanpa menyadari banyak perubahan di lingkungannya.Entah apa yang ia pikirkan sekarang, tapi yang kita tahu semangatnya sangat tinggi untuk sembuh dan sadar. apalagi sang ibu Jusniati yg kini single parent dan memutuskan untuk pensiun dini karena ingin merawat sang anak sendiri..ia merawat aka penuh kasih sayang dan pengorbanan seorang diri,sang kakak yg biasa dipanggil mbak Ayu pun sedang berjuang meneruskan cita-citanya di Bandung. dengan penuh semangat dan keyakinan akan penyembuhan Aka, ia terus merawat sang anak tanpa pernah mengeluh..bahkan lupa akan kondisi badannnya yang terkadang lelah karena harus merawat aka setiap saat..


Sungguh hebat sang ibu, seorang diri merawat aka, mengurus rumah, bisa dibayangkan betapa sulitnya menjadi ia..tapi ia tak pernah mengeluh dan menyalahkan keadaan, dengan bijak ia berkata "semua itu kehendaknya,ada rencana tuhan dibalik semua ini".
Sebelumnya aka mempunyai suster pribadi, tapi tak ada yg bertahan lama dan mengundurkan diri karena tak sanggup merawat aka. dengan berat hati sang ibu memutuskan untuk merawat anaknya sendiri tanpa bantuan orang lain.


Terakhir 6 juni 2011,saat saya mengunjungi rumahnya yg berada di Parung Panjang yg jauh dari aktifitas perkotaan, sang ibu ternyata sedang sakit karena terlalu kelelahan merawat sang anak, tapi tak ada rasa keluh kesal atas keadaanya sekarang.rumahnya sangat sepi dan dingin..sehari-harinya ia menghabiskan waktu merawat aka dirumahnya, jika ada keperluan yang akan dibeli , ia harus titip dengan tetangganya, karena ia tidak bisa meninggalkan aka seorang diri di rumah.saat ingin ke kamar mandi pun tak ada lampu, karena tak ada orang yang membantu untuk memperbaikinya..akhirnya kami menawarkan diri untuk memperbaikinya..dari kejadian itu kami berfikir selama ini ia sangat fokus merawat aka dan selalu ada disamping sang anak.
Betapa besar kasih sayang seorang ibu,pengorbananya tak terbatas, ia menerima dan ikhlas akan keadaan anaknya sekarang.sampai saat ini ia masih optimis atas pulihnya aka semuanya akan ia lakukan untuk kesembuhan anak tersayang..semangatnya selalu terpancar setiap kami mengunjungunginya, tapi sebenarnya banyak permasalahan yang ia pendam sendiri,pernah suatu ketika saat kami berkunjung,,mungkin sudah banyak masalah yg ia hadapi sendiri, dengan berlinang air mata ia bercerita tentang beban-beban yg dipaanggulnya..tapi itu hanya sebentar, ia hanya ingin meringankan beban dengan sedikit bercerita kepada kami..lalu semangatnya kembali bangkit.
Ini sedikit cerita tentang ibu aka Jusniati..kami berharap bantuan moriil maupun materiil dapat meringankan beban seorang ibu akan kesembuhan anaknya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar