Minggu, 17 Juli 2011






Semuanya berawal dari bentuk kepedulian. Bukan hanya untuk seseorang, tapi untuk arti dari sebuah kehidupan sebagai manusia yang sebagaimana mestinya.....

Kami, teman-teman Sephaska Abdillah (Aka), korban kecelakaan antara pesawat dan motor setahun yang lalu di STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia) Curug, kembali membuat sesuatu yang tujuannya untuk membantu biaya dari pemulihan dan perawatan Aka.


Dream with a big things, start with a small things and do it doubtlessly. Sadar ga sih kalian bahwa apa yang telah kalian lakukan, se-simple apapun itu, bisa membantu banyak dalam hal pemulihan dan perawatn Aka? Contohnya dari penggunaan hashtag di twitter (#prayforaka) kemarin, itu bisa memberikan perhatian dan spirit tersendiri bagi keluarga besar Aka.

Mungkin hal ini bisa menjadi media dimana semua orang, siapapun itu dan dari manapun itu, bisa ikut berpartisipasi untuk membantu Aka kembali. 


Ayo datang dan gabung bersama kami dalam konser amal #prayforaka

#prayforaka proudly present :

BACK TO BASIC (#prayforaka)

@ IBC (Indonesian Bartender Center), no 16 A, Kemang Raya, Jakarta Selatan. (next to Lacodefin, in front of Foodfest)

Tuesday, 19th july 2011
7 pm - 12 am.

guest star :

Raisa
Calvin Jeremy
Meng (Float)
Alika

and many more....

Organized by : Qiu Production

ayo luangkan waktu kalian untuk datang ke BACK TO BASIC (#prayforaka)



Selasa, 12 Juli 2011

#prayforaka

Sephaska Abdillah. Mungkin banyak dari kalian yang tidak tahu siapa itu Sephaska (biasa disingkat jadi Aka) dan untuk apa tulisan ini dibuat. Sebagai permulaan, mari kita mengenal lebih dekat seorang Aka. Beranjak ke tanggal 19 April 2010, sebuah tragedi kecelakaan pesawat latihan di Curug telah menelan 4 orang korban, 3 korban tewas dan hanya Sephaska yang bertahan hidup. Kehidupan Aka berubah drastis. Jangankan bisa beraktifitas secara normal, kecelakaan itu telah membuat Aka harus merelakan tubuhnya menjalani berbagai rangkaian operasi yang melelahkan dan pastinya menyakitkan. Sebagian tulang tengkorak Aka telah ditopang titanium sementara mata kirinya telah diganti mata palsu. Jangankan bisa tertawa, untuk sekedar tersenyum pun Aka kesusahan karena luka di bagian kepalanya membuat otak Aka tidak mampu berjalan secara normal.
Aka sekarang kembali terbaring lemah di RS Siloam Karawaci akibat bakteri yang ada di keningnya, sehingga aka harus menjalani operasi lagi. Satu-satunya orang yang berjaga dan berada di samping Aka selama 24 jam adalah Ibunya, ibu Jusniati namanya, adalah seorang single parent yang tidak pernah berhenti merawat dan berdoa agar diberikan yang terbaik untuk anaknya. Sebelum kecelakaan itu terjadi, Aka diharapkan kelak bisa menjadi tulang punggung keluarga namun apa daya nasib berkehendak lain. Selain memiliki ibundanya sebagai orang terdekat, Aka memiliki seorang kakak perempuan yang sedang berjuang meneruskan pendidikannya di Bandung. Seluruh teman-teman Aka bahu membahu menggalang kebersamaan untuk membantu kesembuhan Aka. Doa, sumbangan, dan dukungan sudah diberikan. Namun semuanya masih belum cukup, Aka masih membutuhkan bantuan untuk biaya perawatan pasca operasi.
Selama Aka berada dalam perawatan, tidak terhitung banyaknya biaya yang harus dikeluarkan. Aka membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk meraih kesembuhannya. Mungkin Aka tidak ingin dilihat sebagai seseorang yang perlu dikasihani, Aka tentu ingin dilihat sebagai seseorang yang tidak putus asa dalam menggapai kesembuhannya. Aka tidak pernah meminta banyak, setiap dukungan, sekecil apapun itu, tentu mendapat tempat dalam hatinya.
Maka kami mohon kesediaan Anda untuk membantu, bukan sebagai donator, melainkan sebagai saudara. Aka adalah saudara kita juga, bagian dari kita yang membutuhkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Mulailah dengan mendoakan Aka, cukup dengan doa sederhana, yang kami yakin pasti didengar oleh-Nya dan membuat Aka tetap semangat menjalani hari-harinya. Tidak ada yang tahu seberapa besar kekuatan doa. Sedikit doa dari kita tentu bisa menuntun Aka melewati hari-harinya.
Namun tanpa terkecuali kami juga membutuhkan bantuan dana. Biaya operasi Aka tidak sedikit. Sementara biaya perawatan Aka sehari-harinya pun tidak sedikit. Bisa dibayangkan bagaimana Ibu Aka setiap hari harus berada di samping Aka selama 24 jam, tentu tidak ada kesempatan untuk bekerja atau sekedar mencari pekerjaan sampingan. Rumah Sakit sudah seperti rumah kedua bagi mereka. Teman-teman Aka sampai detik ini masih berjuang sekuat tenaga, merelakan waktu dan tenaga mereka untuk menggalang dana. Kelak akan ada suatu penggalangan dana besar-besaran yang dilakukan bersama, semuanya hanya untuk satu tujuan : kesembuhan Aka.
Aka juga butuh publikasi. Sekali lagi, bukan untuk dikasihani melainkan untuk membuka mata setiap orang. Bahwa ada seorang survivor bernama Aka. Seandainya boleh memilih, kami yakin Aka tidak ingin seperti sekarang, tapi ini patut dijadikan inspirasi bagi orang lain untuk tetap survive dalam menghadapi cobaan. Percayalah bahwa apa yang kami lakukan untuk Aka bukan semata-mata untuk mengeksploitasi penderitaan Aka. Semakin banyak orang yang tahu, akan semakin banyak dukungan yang mengalir untuk Aka. Untuk Anda yang memiliki twitter, jangan lupa sertakan #prayforaka dalam tweet Anda. Hashtag #prayforaka juga dapat disebarkan dimana saja lewat media apa saja, entah itu facebook, status BBM, atau apapun yang bisa dibaca banyak orang. Kelak bila ada yang menanyakan apa maksud hashtag #prayforaka maka Anda dapat ceritakan kisah ini pada mereka, biar semakin banyak orang yang tahu dan akhirnya tergerak untuk menyebarkannya.
Jalan yang harus ditempuh Aka masih panjang, entah masih berapa banyak operasi, perawatan, pengobatan, atau terapi yang harus dilewatinya. Tapi sama seperti Ibunda Aka yang selalu optimis, kami pun senantiasa optimis menyambut datangnya suatu hari dimana kami dapat melihat Aka yang kami kenal sebelumnya, Aka yang siap menyambut dunia.
Jangan tanyakan siapa Aka atau apa untungnya membantu seorang Aka, tapi mari tanyakan pada diri sendiri sejauh apa kita bisa peduli pada sesama kita yang sedang membutuhkan.

Tulisan ini didedikasikan untuk Sephaska Abdillah yang tidak pernah berhenti memperjuangkan kesembuhannya.